Langsung ke konten utama

Koalisi Baperrr! Anies Cuma Dapat 5% di Sumut, Denny JA Respons Hasil Survei Anies Disomasi NasDem: Lebay Banget!


Anies dan Surya Paloh.  (Foto: Ist)

Jakarta – Denny JA menyebut Partai NasDem lebai karena melayangkan somasi terhadap survei LSI Denny JA yang menyebut elektabilitas Anies Baswedan Cuma 5 persen di Sumatera Utara.

Denny berharap hasil survei dibantah dengan hasil survei lainnya. Ia menilai tak seharusnya hasil penelitian dilawan dengan proses hukum.

“Hasil riset sebaiknya juga dibantah oleh hasil riset. Jika hasil riset dibantah oleh somasi hukum, itu akan dikenang oleh sejarah, dan negara demokrasi luar negeri, sebagai, ucapan anak gaul sekarang, ‘lebay banget sih elu ini,’,” kata Denny melalui keterangan tertulis, Kamis (12/10).

Denny mengaku sudah terbiasa menghadapi hal seperti ini. Dia berkata pihak yang disebut unggul akan memuji survei. Sebaliknya, pihak yang sedang tertinggal akan menuduh survei diatur kepentingan politik tingkat tinggi.

Dia menyarankan semua pihak menghadapi Pilpres 2024 dengan santai. Menurut Denny, semua pihak bisa mengecek kredibilitas survei dari tiga hal.

Pertama, rekam jejak lembaga survei. Dia berkata LSI Denny JA adalah lembaga survei tertua di Indonesia.

Kedua, kredibilitas lembaga survei yang bisa dilihat dari pencapaian. Dia menyebut LSI Denny JA sudah menorehkan prestasi dengan berbagai penghargaan internasional.

“Tips ketiga, survei juga harus dilihat dalam kerangka waktu. Survei itu hanyalah potret ketika saat survei itu dilakukan. Waktu yang berbeda dapat pula menghasilkan survei yang berbeda,” ujarnya.

Dia mencontohkan dengan survei Pilkada DKI Jakarta 2017 yang digelar LSI Denny JA. Pada Januari 2017, LSI Denny JA menyebut Anies-Sandi berada di urutan ketiga. Tiga bulan setelahnya, survei LSI Denny JA memotret peluang kemenangan Anies-Sandi.

“Mengapa LSI Denny JA di pilkada 2017, mengumumkan posisi Anies yang berbeda antara bulan Januari ke April? Itu karena elektabilitas Anies sendiri memang berubah di lapangan. Survei yang kredibel mampu memotret perubahan itu,” ujar Denny.

Sebelumnya, Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPW Partai NasDem Sumatera Utara menyomasi LSI Denny JA atas survei terbaru mereka.

Pada survei itu, LSI Denny JA menyebut elektabilitas Anies di Sumatera Utara Cuma 5 persen. Ganjar Pranowo punya elektabilitas 65 persen, sedangkan Prabowo 30 persen.

Ketua DPW NasDem Sumut Iskandar ST menilai 20 dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara adalah basis pendukung Anies. Survei internal NasDem juga mengungkap hasil berbeda dari survei LSI Denny JA.

“Kami meminta dengan tegas kepada LSI Denny JA untuk menyampaikan bagaimana penerapan dan metodologi yang dilakukan dalam survei tersebut,” kata Iskandar di Auditorium DPW NasDem Sumut, Senin (9/10).

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik