Langsung ke konten utama

Efek Anies Gabecus jadi Gubernur! Prabowo Dominasi DKI Jakarta, Pengamat: Mesin Politik Kuat!


Anies bersama Prabowo. (Foto: Ist)

Jakarta –  Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto sukses mengungguli Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan di DKI Jakarta dalam hasil Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru. Hal ini dikarenakan mesin politik Prabowo yang dianggap terlalu kuat dibanding Anies.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan kekuatan partai politik di kubu Prabowo sangat besar. Ia melihat, Partai Gerindra dianggap partai politik yang cukup kuat di Jakarta.

“Unggulnya Prabowo Subianto di DKI Jakarta saya kira karena linear dengan kondisi Partai Gerindra di DKI saat ini,” kata Dedi saat dihubungi, Kamis (5/10).

Meski Anies merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta, namun nyatanya tetap tidak mampu mengalahkan Prabowo. Sebab, terpilihnya Anies pada Pilgub 2017 yang lalu juga karena sokongan dari Gerindra sebagai partai pengusung.

“Gerindra di DKI cukup baik, bisa kita lihat dari catatan di parlemen DKI pada 2019 memang Gerindra mampu membawa Prabowo unggul sebagai capres,” ujar Dedi.

Dedi mengatakan, sementara koalisi Anies dihuni oleh partai yang memag tidak terlalu kuat di Ibu Kota. PKS sendiri masih terlalu jauh dibanding Gerindra.

Kemudian, Jakarta juga bukan basis utama PKB. Selain itu NasDem juga hanya memiliki 3 persen pemilih di DKI sedangkan Gerindra memiliki basis suara 10,9 persen.

“Sementara Anies, kalo kita lihat dari mitra koalisi PKS memang jauh tertinggal dibanding Gerindra di DKI,” ujar Dedi.

Dalam survei periode 18-20 September 2023, Prabowo unggul di hampir semua wilayah dari Anies kecuali Sulawesi. Di DKI, Prabowo mendapat elektabilitas sebesar 33,7 persen. Sedangkan Anies mendapat elektabilitas sebesar 18,6 persen.

Hasil tersebut membuktikan Prabowo tidak hanya bisa mengalahkan Anies di Jawa Barat. Melainkan bisa juga mengalahkan di daerah asalnya yakni DKI Jakarta. Ini membuktikan kekuatan mesin politik Prabowo di Koalisi Indonesia Maju (KIM) sangat merata di hampir seluruh wilayah.

“Jadi persoalan mendasar terkait kekalahan Anies di DKI karena memang pengaruh mitra koalisinya saja,” pungkasnya.

Di sisi lain, juru bicara PKS Ahmad Mabruri mengatakan kecilnya elektabilitas Anies justru menambah semangat untuk bertarung. Ia tak mempermasalahkan elektabilitas Anies yang kecil dalam menatap pertarungan Pilpres 2024 mendatang.

“Kalau PKS melihat justru bagus hasil survei yang kecil ini. Biar pasangan AMIN tambah semangat untuk sosialisasi,” kata Mabruri.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik