Langsung ke konten utama

Udah Berkhianat, Malah Tumbang Geh! Survei PRC di Jatim: Anies-Cak Imin Tetap Kalah dengan Ganjar dan Prabowo


Anies dan Cak Imin. (Foto: Ist

Jakarta – Lembaga survei Politika Research and Consulting (PRC) menggelar survei di Jawa Timur setelah deklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Survei dilakukan pada 7 hingga 12 September 2023 atau sepekan setelah Anies mendeklarasikan Cak Imin sebagai cawapresnya di Surabaya.

PRC mencoba menggelar tiga simulasi pasangan capres-cawapres dengan Anies-Cak Imin dan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil sebagai pasangan tetap. Sementara itu, Prabowo Subianto disandingkan dengan cawapres yang berbeda.

Dalam simulasi pertama, Ganjar-RK meraih angka 40,3 persen, sementara Prabowo dengan didampingi Erick Thohir meraih 30,8 persen. Sedangkan Anies-Cak Imin hanya meraih 18,6 persen.

“Belum memutuskan sebanyak 4,7 persen, dan menjawab tidak tahu 5,7 persen,” ujar Direktur Eksekutif PRC Rio Prayogo memaparkan hasil survei secara daring, Minggu (17/9/2023).

Untuk simulasi kedua, Ganjar-RK mendapat angka 42,3 persen. Sementara Prabowo Subianto yang disandingkan dengan Gibran Rakabuming Raka meraih 26,8 persen. Anies Baswedan-Cak Imin mendapat 19 persen. Belum memutuskan 5,8 persen dan menjawab tidak tahu 6,1 persen.

Pada simulasi ketiga saat Prabowo Subianto disandingkan dengan Airlangga Hartarto meraih angka 26,4 persen, masih kalau jauh dengan pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil yang meraih 42,6 persen.

“Anies Baswedan-Cak Imin 19,3 persen. Belum memutuskan 5,6 persen, dan menjawab tidak tahu 6,2 persen,” kata Rio.

Survei ini menggunakan metode wawancara face to face dengan jumlah responden 1.200 orang dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dengan margin error kurang lebih 2,7% dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara itu, berdasarkan survei terbaru yang dilaksanakan Surabaya Research Syndicate (SRS) periode 3 – 12 September 2023, Prabowo ada di urutan pertama capres top of mind masyarakat Jawa Timur (Jatim).

Peneliti Senior SRS, Edwin Abdul, mengatakan dalam hasil survei tersebut, Prabowo Subianto merupakan capres yang namanya paling banyak disebut oleh masyarakat Jatim yaitu sebanyak 26,1 persen.

“Hasil survei SRS menunjukkan bahwa nama Prabowo Subianto paling banyak disebut publik Jawa Timur, yakni 26,1% responden,” kata Edwin, Sabtu (16/9/2023).

“Ini mengindikasikan bahwa Prabowo telah menjadi top of mind publik sebagai bakal calon presiden,” imbuhnya.

Adapun pesaing terdekatnya yakni, Ganjar Pranowo hanya berhasil meraup 22,6 persen dukungan sebagai capres berdasarkan top of mind masyarakat Jatim. Anies ada di peringkat ketiga dengan 14,2 persen dukungan.

“Ganjar Pranowo yang telah diusung sebagai capres oleh PDI Perjuangan menjadi top of mind dari 22,6% publik, sedangkan Anies Baswedan hanya disebut spontan oleh 14,2% responden,” ujar Edwin.

Berikutnya, nama-nama yang juga muncul sebagai top of mind capres bagi masyarakat Jawa Timur antara lain, Mahfud Md, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Khofifah Indar Parawansa, Puan Maharani, Moeldoko, Muhaimin Iskandar dan Airlangga Hartarto.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik