Langsung ke konten utama

Capres Basis Radikal Geh! Makin Terang, Survei SMRC Ungkap Massa 212 Masih Dukung Anies


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – SMRC membuat satu survei yang terkait dengan kelompok 212. Hasilnya, sebanyak 42% responden yang mendukung atau setuju dengan gerakan 212 memilih Anies dan 35% pendukung 212 mendukung Prabowo. Sedangkan yang dukung Ganjar Cuma 18%. Ada 4% pendukung gerakan 212 yang tidak menjawab.

Survei juga menunjukkan, dukungan kepada Prabowo akan semakin besar jika masuk putaran kedua dan menghadapi Ganjar Pranowo.

“Massa pendukung 212 di tingkat bawah cenderung memilih Anies dan Prabowo. Jika Anies tidak masuk ke putaran kedua, dan yang masuk adalah Ganjar melawan Prabowo, mayoritas pendukung 212 akan memilih Prabowo. Sebaliknya, yang tidak mendukung gerakan 212 cenderung akan mendukung Ganjar Pranowo,” kata Saiful Mujani.

Hahaha, survei ini malah makin membongkar kedok kubu sebelah. Semua orang juga tahu, kelompok 212 ini lahir dari ambisi politik untuk menjatuhkan Ahok yang kebetulan tersandung kasus penistaan agama. Kelompok ini kemudian dimanfaatkan di pilpres 2019 untuk menjatuhkan Jokowi. Tapi sayangnya Prabowo gagal total.

Dengan demikian, meski Prabowo saat ini jadi menteri, pemilihnya lebih mewakili kubu oposisi. Menurut Saiful Mujani, pendukung 212 adalah modal dasar pemilih Prabowo yang tidak akan ditinggalkan.

“Namun dia (Prabowo) juga tidak akan eksplisit menunjukkan kedekatannya dengan massa gerakan 212 tersebut karena berharap tambahan dukungan dari pemilih atau pendukung Jokowi,” katanya.

Berarti kelompok ini sedang disuruh tiarap ya? Ada capres yang sedang cari muka, bersikap santun dan mengaku tegak lurus dengan Jokowi. Tapu kita sudah tahu lah sifat aslinya kayak gimana.

 

Partai Gerindra lalu merespons hasil survei ini.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria bersyukur atas hasil survei SMRC tersebut. Gerindra terbuka bagi semua elemen masyarakat tanpa melihat suku, agama, golongan, dan profesi yang memberikan dukungan dan suaranya kepada Prabowo.

Prabowo sedang membelah kekuatan dari pendukung Jokowi. Terbukti banyak yang menyeberang dan menjadi buzzer dia. Bahkan ada yang berubah jadi nyinyir dan cerewet kayak emak-emak kekurangan uang belanja.

Ada satu lagi yang ternyata ketahuan ajak orang lain bergabung karena dia capek membela tapi gak dapat apa-apa. Akhirnya bobroknya terbongkar. Padahal dulu dukung Jokowi lho. Sekarang suka merepet gak jelas.

Saya penasaran aja gimana kalau dia dan mantan pendukung Jokowi yang nyeberang ini bersatu dengan kelompok kayak 212, hahaha. Dulu saling cakar-cakaran, terpaksa mesra-mesraan. Muka entah mau ditaruh di mana. Eh memangnya mereka malu. Dukung Prabowo aja udah menunjukkan mereka gak tahu malu.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik