Langsung ke konten utama

Bukan Capres Ideal! Anies Diprediksi Gagal Menjadi Capres Karena Elektabilitas Semakin Merosot



Anies dan Prabowo. (Foto: Ist) 

Jakarta – Jelang pemilu tahun 2024 mendatang, sejumlah partai telah mengumumkan secara resmi nama-nama calon presiden yang akan mereka usung. Dari sekian banyak nama yang bermunculan, tersisa tiga nama bakal calon presiden yang berpotensi besar maju pada pemilu 2024. Ketiga nama tersebut adalah Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Sejumlah lembaga survei telah merilis data untuk memetakan seberapa besar dukungan terhadap para calon presiden tersebut. Dari data yang dirilis sejumlah lembaga survei, hampir semuanya menempatkan Anies Baswedan pada posisi terbawah.

Bahkan perolehan suara Anies Baswesan menunjukan tren penurunan. Ini tentunya peringatan terhadap Anies Baswedan dan partai-partai pendukungnya. Menjelang pemilihan umum yang semakin dekat, dukungan terhadap Anies Baswedan justru semakin menurun.

Berdasarkan data yang dirilis oleh CNBCIndonesia.com pada Jum’at 25 Agustus 2023, elektabilitas Anies Baswedan tertinggal jauh dibandingkan Ganjar dan Prabowo. Contoh hasil survei yang dilakukan oleh litbang kompas dimana elektabilitas Anies Baswedan hanya diangka 19,2 persen. Sementara elektabilitas Ganjar dan Prabowo mampu mencapai 34,1 persen dan 31,3 persen.

Hal yang hampir serupa juga dapat kita jumpai pada hasil survei yang dilakukan oleh Political Weather Station (PWS). Berdasarkan hasil survei PWS dengan simulasi 3 nama diatas, elektabilitas Anies Baswedan hanya diangka 19,5 persen. Di posisi pertama ada nama Prabowo Subianto yang elektabilitasnya mencapai 40,8 persen. Disusul oleh Ganjar Pranowo yang berada diangka 35,6 persen.

Sejak Januari 2023, elektabilitas Anies Baswedan menunjukan tren penurunan. Menurut hasil survei Lembaga LSI Denny JA, pada Januari 2023 elektabilitas Anies Baswedan berada diangka 22,1 persen. Selanjutnya menurun menjadi 20,8 persen pada bulan mei.

Pada hasil survei yang dilakukan pada di bulan Juli, elektabilitas Anies Baswedan semakin tergerus diangka 18,4 persen. Melihat situasi yang tidak menguntungkan seperti ini, mungkinkah nama Anies Baswedan bakal terlempar sebagai bakal calon presiden yang akan bersaing pada Pemilu 2024 mendatang?

Saat ini Anies Baswedan diusung menjadi capres oleh koalisi partai politik yang menamai diri mereka dengan nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi partai politik ini terdiri dari tiga partai, yaitu Nasdem (Nasional Demokrat), Partai Demokrat dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

Ketiga partai politik itu telah memenuhi 20 persen presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden. Namun sampai sekarang belum ada satupun parpol lain yang menyatakan diri ikut bergabung dengan koalisi perubahan.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik