Langsung ke konten utama

Mengerikan Geh! Titiek Soeharto Pernah Minta Calon Cawapres Susi Pudjiastuti Contek Ayahnya


Anies dan Susi Pudjiastuti. (Foto: Ist)

Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti boleh dipuji setinggi langit oleh Presiden Joko Widodo karena kinerjanya dalam pemberantasan pencurian ikan. Namun, itu saja tidak cukup di mata Wakil ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto.

Putri Presiden Soeharto ini tidak puas dengan Susi Pudjiastuti. Alasannya, kesejahteraan nelayan belum terpenuhi, bahkan masih sulit tercapai.

Secara tegas Titiek meminta Susi menyontek kebijakan ayahnya. Pertimbangannya, di masa pemerintahan Soeharto, nelayan dan petani menjadi ujung tombak perekonomian.

“Tidak usah susah susah, nyontek saja kebijakan Soeharto. Nyontek saja enggak usah malu. Kekinian memang tapi kalau yang dulu ada yang bagus kenapa tidak,” ucap Titiek di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/1).

Dalam pandangan Titiek, di masa pemerintah Soeharto Indonesia menjadi macan Asia dengan swasembada pangan dan ikan. Kebijakan Soeharto juga disebut-sebut bagus karena berasal dari hasil analisa para ahli.

“Pokoknya ditiru lagi saja. Dulu Indonesia sekarang juga Indonesia. Itu juga kebijakan para ahli,” tegasnya.

Titiek mencontohkan salah satu kebijakan Soeharto yang bagus di sektor pertanian yaitu mengembalikan Bulog sebagai stabilisator bukan perusahaan yang mencari untung.

“Banyak kebijakannya, misalnya saya kasih contoh di pertanian saja. Misalnya Bulog difungsikan sebagai stabilisator bukan profit,” tutupnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik