Ga Becus Geh! Deretan Proyek Mangkrak dan Amburadul di Jakarta Selama Anies Gubernur DKI, Nomor 1 Terindikasi Korupsi
Jakarta – Pasca pencapresan Anies Baswedan bener-bener bikin lawan politiknya ketar-ketir lancar bener. Jalannya tapi kalau ngeliat track record-nya selama memimpin selaku eks Gubernur Jakarta.
Deretan Proyek
Mangkrak dan Amburadul di Jakarta Selama Anies Gubernur DKI yang dilansir dari
kanal youtube Auto Populer sebagai berikut:
1.
Sirkuit Formula E
Ternyata nggak
gimana-gimana amat memimpin kota Jakarta dibikin bangga dengan hadirnya sirkuit
formula E di Ancol bangga banget malah negara tetangga saja nggak ada yang
menyelenggarain acara ini tapi gara-gara proyek ini Anis nggak berhenti
bolak-balik ke gedung KPK buat dimintai keterangan.
Memang apapbila
sudah berurusan sama KPK udah tahu kan buntut-buntutnya arah ke mana yang pasti
KPK sudah mengendus bau-bau korupsi pada penyelenggaraan formula E ini.
Sebab anggaran
yang harus dikeluarkan untuk membayar pihak formula yang nggak main-main
bayangin aja untuk menyelenggarakan formula e di negara-negara lain hanya
ngeluarin biaya Rp1,7 hingga Rp17 miliar.
Sedangkan buat di
negara kita Indonesia biaya penyelenggaraannya membengkak hingga Rp2,3 triliun
malah rugi kita selenggarakan olahraga formula E yang untungnya nggak seberapa
tapi pengeluarannya sampai Rp2,3 triliun.
Karena dugaan
inilah beberapa pejabat Pemprov DKI dipanggil KPK sebagai pucuk pimpinan juga
dipanggil syukurnya Pak Anies kooperatif dalam pengusutan kasus dugaan korupsi
ini dirinya memenuhi panggilan KPK buat dimintai keterangan.
Terkait
penyelenggaraan formula E nggak main-main KPK meminta keterangan Anies selama
11 jam loh gila nggak ,emang Anies tahu banyak terkait korupsi ini.
Selain dugaan
korupsinya ajang perhelatan formula E juga sama sekali nggak didukung oleh BUMN
bagaimana masa acara seperti ini nggak ada disponsorin
Apa jangan-jangan
ada sentimen politik beda banget waktu penyelenggaraan MotoGP yang diadakan di
Mandalika BUMN berbondong-bondong untuk jadi sponsorship dari perhelatan ini
Bahkan nama
sirkuitnya sampai ditambahin nama perusahaan minyak terbesar di tanah air
sampai-sampai nih Ketua Komite pelaksana Ahmad Sahroni harus ngebayar listrik
full ke PLN dalam penyelenggaraan ini.
Benar-benar nggak
didukung sampai listrik pun harus bayar Kok bisa BUMN sampai segitunya ada
kabar burung mengatakan kalau alasan BUMN enggan untuk jadi sponsor formula E
karena kemungkinan ada sentimen kepada Anies.
2.
Underpass Senen Extension
Apalagi mantan
Gubernur DKI Jakarta ini kan pernah jadi juru bicara pemenangan Jokowi JK dan
sempat juga jadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tapi karena dirinya membelot
jadinya nggak menutup kemungkinan akan kalau bermunculan sentimen ke Anies.
Walaupun kena
sentimen Anies juga memiliki catatan yang baik di masyarakat Jakarta semua itu
berkat pembangunan underpass extension yang diusung olehnya karena kehadiran
underpass ini masyarakat nggak ngerasain lagi macet-macetan di persimpangan
Senen
Apalagi berada di
Jakarta Pusat yang notabennya jadi sentral dari Seluruh aktivitas di ibukota
tapi karena udah ada underpass jadi nggak macet lagi.
Selain nggak
terkenal macet dan menambah keindahan Simpang Senen underpass ini juga
mengurangi angka kriminalitas.
Banyak juga
dampak yang dirasakan masyarakat sekitar seenggaknya duit sebanyak Rp12,1
miliar buat pembangunan underpass ini. Nggak sia-sia dengan dana segitu
underpass ini dibangun dengan panjang sejauh 675 meter.
3.
Flyover tapal kuda
Beda cerita
dengan flyover tapal kuda yang dibangun di era Anies flyover yang memakan
anggaran APBD sebesar Rp140,8 miliar ini memiliki bentuk yang menyerupai ‘tapal
kuda’.
Dari rancangan
desainnya ini emang dibentuk seperti itu biar dua flyover ini saling terhubung
flyover tapal kuda yang mengarah ke Tanjung Barat maupun Lenteng Agung memiliki
panjang yang enggak sama untuk flyover Tanjung Barat jalurnya ini memiliki
panjang sejauh 1,1 meter.
Sedangkan dari
arah Lenteng Agung lajurnya Cuma memiliki panjang sejauh 880 meter walaupun
tujuan dibangunnya flyover ini untuk mengurai kemacetan di perlintasan rel
kereta api Lenteng Agung.
Nyatanya hal itu
nggak demikian pasalnya beberapa masyarakat masih mengeluhkan kemacetan yang
terjadi di area pintu masuk flyover Tapal Kuda menelan uang sebesar Rp140,8
miliar tapi masih macet.
4.
Pembangunan Rute IRT
Belum lagi dengan
pembangunan rute IRT yang sempat mandat pasalnya pada era Anies menjabat
pengembangan IRT ini emang enggak berjalan padahal pengembangan lrt sudah
tertuang dalam peraturan presiden.
Alasannya karena
kontraktor yang dipercayai masih dalam tahap riset belum lagi. Alasannya karena
pendanaan yang nggak dianggarkan jadinya pengembangan kereta ini mandek di
tengah jalan tapi pejabat Gubernur DKI Jakarta yaitu Heru Hartono bisa
ngelanjutin.
IRT yang lagi
dikembangkan rute yang diperluas sekarang ini mulai dari Velodrome sampai ke
Manggarai nggak sampai di situ aja perencanaan untuk memperluas rute MRT juga
masih dalam perencanaan pasalnya rencana penambahan rute sejauh 223 KM Ini
Membutuhkan dana yang gak sedikit untuk mewujudkan rancangan proyek ini.
Pemprov DKI
Jakarta membutuhkan dana sebesar Rp214 triliun memang membutuhkan dana cukup
besar takutnya hal serupa terjadi seperti penyelenggara formula E yang
anggarannya membengkak yang awalnya Rp214 triliun jadi Rp500 triliun buat
ngembangin MRT ini.
Anies juga
merancang sistem integrasi transportasi yang menghubungkan transportasi jenis
lain integrasi yang dimaksud adalah rute sistem tiket dan manajemen yang
dikontrol oleh Pemprov pengguna mode transportasi umum di Jakarta pun juga naik
loh yang awalnya Cuma 350.000 per harinya.
Sekarang jadi
satu juta per hari namun beberapa orang menilai kalau konsep integrasi
transportasi nggak kayak gitu soalnya jika konsep integrasi transportasi
diterapkan seharusnya penumpang enggak boleh berpindah lebih dari 3 kali model
kadang Miss interpretasi di kalangan elit gini malah bikin bingung di kalangan
masyarakat kerjain.
Namanya belakang
integrasi transportasi tadi sebenarnya adalah buah hasil dari revitalisasi
angkutan umum angkot-angkot yang udah tua bangka dan bangkotan mulai diilangin
pelan-pelan dan diganti sama unit yang lebih fresh dan modern bagus.
Soalnya banyak
banget angkot yang sebenarnya nggak layak pakai berseliweran di mana-mana bukan
Cuma itu pembayarannya juga menggunakan sistem yang dinamakan Jaklingko yang
merupakan sistem pembayaran terintegrasi yang digunakan untuk bayar seluruh
modal transportasi di Jakarta.
Termasuk angkot
busway dan MRT konsep kayak gini Sebenarnya bukan hal yang baru. Soalnya ini
sudah diterapin di negara-negara maju sejak beberapa tahun lalu proyek
pembangunan jalur kereta api layang Lingkar Dalam atau biasa disebut elevated
inner Loopline yang memakan biaya hingga RP16 triliun.
Tentunya menjadi
jalur kereta termahal di Indonesia Kalau ada yang bilang ini kemahalan Coba
tanya sama orang Teknik Sipil mereka pasti bilang wajar soalnya bangun struktur
elevated alias layang itu jauh lebih mahal dibanding di permukaan tanah atau
bikin yang di bawah tanah sekalipun.
Sejauh ini
pembangunannya masih aman-aman aja semoga nggak ada lagi tuh buntut-buntut
mengarah ke korupsi soalnya untuk mengeksekusi seluruh proyek yang sudah
dijelaskan tadi biayanya mencapai Rp571 triliun.
Komentar
Posting Komentar