Langsung ke konten utama

Auto Bubar Geh! Pengamat Sebut Demokrat Tak Akan Setuju Bila Susi Pudjiastuti Dipasangkan dengan Anies


Anies dan Susi Pudjiastuti. (Foto: Ist)

Jakarta – Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyebut, bila mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dijadikan bakal cawapres Anies Baswedan akan ditolak oleh Partai Demokrat.

Sebab, sampai saat ini, elektabilitas Susi juga masih rendah. Selain itu, Susi juga tidak tergabung dengan partai mana pun.

Sementara Anies Baswedan merupakan bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat dan PKS.

”Paling tidak dua syarat itu menjadi penting. Tidak mudah untuk bisa “mempaketkan” kedua bakal capres itu dengan Bu Susi. Jika bersama Anies, Partai Demokrat pasti akan marah. Begitu pula kalau merapat ke Prabowo, PKB juga tidak mau,” kata Ujang, Kamis (27/7/2023).

Ujang menjelaskan, terdapat sejumlah alasan sehingga Susi menjadi magnet politik bagi bakal capres seperti Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Anies.

Diketahui, Menteri Pertahanan yang kini sudah ditetapkan sebagai bakal capres dari Gerindra itu menyambangi kediaman Susi pada 17 Juli.

Menurut dia, Susi memiliki basis yang kuat setidaknya di kalangan nelayan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang tegas dan pendobrak.

Tak hanya itu, Susi juga dinilai memiliki sokongan finansial yang kuat, sehingga beberapa parpol meliriknya untuk dijadikan bakal cawapres.

”Semua ini membuat Bu Susi seakan menjadi magnet politik yang bisa saja digadang-gadang jadi cawapres ataupun paling tidak tim sukses,” katanya.

Meski begitu, kata Ujang, kini semua partai politik (parpol) masih dalam penjajakan.

Oleh sebab itu, koalisi parpol juga tidak akan terburu-buru dalam menentukan bakal cawapres.

”Kalau diumumkan sekarang, mereka sudah mengunci diri dan akan sulit menang. Karena itu, saya rasa, semua akan bermain di ujung, last minute, injury time, terkait siapa yang bakal ditentukan sebagai bakal cawapres,” ungkap Ujang, seperti dikutip dari Kompas.id.

Upaya parpol atau bakal capres mendekati banyak orang disebut Ujang sebagai bagian dari strategi. Penjajakan diperkirakan terus dilakukan hingga mendekati masa pendaftaran bakal capres-cawapres pada Oktober 2023.

Sebelumnya diberitakan Kompas.tv, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, pertemuan bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan dengan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tak ada kaitannya dengan pembahasan calon pendamping Anies di Pilpres 2024.

“Kami menilai ini pertemuan yang positif. Tak ada kaitan dengan wacana (Susi sebagai bakal) cawapres. Tidak selalu pertemuan antara Mas Anies dengan tokoh-tokoh lainnya dimaknai sebagai pembahasan (bakal) cawapres,” kata Kamhar kepada wartawan, Rabu (26/7).

Menurut dia, pertemuan itu hanya sebatas silaturahmi biasa, karena memang dahulu keduanya pernah duduk bersama sebagai pembantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik