Langsung ke konten utama

Kubu Bahlul Geh! Relawan Anies Eks Rektor Minta Maaf dan Hapus Postingan Buntut Foto Hoaks Anies dan Raja Salman di Arab


Eks Rektor Ibnu Chaldun, Prof Musni Umar – Buntut foto hoaks Anies Baswedan dan Raja Salman di Arab Saudi saat ibadah haji. Eks Rektor Ibnu Chaldun minta maaf dan hapus postingan

Jakarta – Belakangan diketahui foto yang sempat viral dan tersebar di media sosial adalah hoaks alias hasil editan.Berikut buntut foto hoaks Anies Baswedan dan Raja Salman di Arab Saudi saat ibadah haji.

Eks Rektor Ibnu Chaldun, Prof Musni Umar minta maaf dan hapus postingan.

Persisnya mantan Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Prof Musni Umar akhirnya meminta maaf dan mengakui telah memposting serta menyebarkan foto hoaks Anies Baswedan bersama Raja Salman serta menyebutkan itu terjadi saat Anies menunaikan ibadah haji dan menjadi undangan khusus Raja Salman.

Sebelumnya, Musni Umar berupaya membantah tudingan soal Anies Baswedan yang menunaikan ibadah haji bukan lewat undangan Raja Arab Saudi dan diangggap berbohong atau ngibul.

Musni Umar kemudian memberikan pembelaan dibarengi dengan memposting foto sosok Anies Baswedan yang didampingi Raja Salman.

Sayang, foto yang diunggah tersebut merupakan editan dari foto Jokowi dan keluarganya kala diantar Raja Arab Saudi menunaikan ibadah haji.

Belakangan, menyadari foto Anies Baswedan yang diunggah adalah editan dan mengandung hoaks, Musni Umar minta maaf ke publik.

“Sehubungan adanya poster yg dikirim ke HP saya tentang foto editan Anies bersama raja Salman saat tawaf ternyata itu hoax, saya menyatakan maaf karena tidak teliti ikut posting. Tidak ada niat sedikitpun untuk posting hoax. Saya telah menghapus postingan tersebut di Twitter saya dan menyatakan bahwa postingan itu tidak pernah ada. Sekali saya minta maaf dan ucapkan terima kasih atas komentar, kritikan, koreksi serta peringatan keras para netizen,” cuitnya memberi klarifikasi seperti dikutip Selasa (27/6/2023).

Permintaan maaf Musni Umar yang mengunggah foto hoaks Anies Baswedan itu menuai beragam komentar.

Termasuk di antaranya pendiri platform pemantauan dan analitik digital Evello, Dudy Rudianto.

Melalui data yang dihimpunya, Dudy menyebut bahwa pernyataan minta maaf Musni Umar memberikan efek sentimen negatif sangat besar.

“Permintaan maaf @MusniUmar krn menyebarkan foto hoaks Anies Baswedan bersentiment negatif sangat besar, dengan bobot 98 persen. Cuitan ini terbaca beremosi Surprise 57 persen . Tak hanya akun @MusniUmar, netizen yg terpapar sebaran cuitan sebelumnya juga didominasi emosi surprise,” tulisnya.

“Cuitan ini juga terbaca sangat rasional, alih-alih emosional menunjukkan pada dasarnya pemilik akun merupakan individu yang sangat logis. Gaya komunikasi yg terbaca adalah Self-Revealing menunjukkan cara berkomunikasi berdasarkan opini dan pengalaman pribadi,” lanjutnya.

Adapun brand image yang terbentuk adalah indifferent menunjukkan bahwa permintaan maaf ini akan cenderung diabaikan oleh publik atau bahkan tidak memperbaiki keadaan sebelumnya.

“Menariknya, case ini dibaca oleh taxonomy analyzer sangat kuat bermuatan politik, etika dan kejahatan komputer. Sementara topik yg dominan adalah kontroversi, komunikasi, sikap kritis, media massa dan ruang publik,” ujarnya.

 

Hapus Postingan

Sebelumnya Musni Umar kedapatan menghapus postingannya berupa foto hoaks Anies Baswedan bersama Raja Salman.

Sebelumnya Musni Umar pada Minggu (25/6/2023) mengunggah sebuah foto Anies Baswedan yang berada di Mekkah dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Kemudian dalam foto tersebut terlihat Anies Baswedan langsung dikawal Raja Salman dan sejumlah aparat Arab Saudi.

Tampak dalam foto wajah Anies Baswedan serta tubuh Raja Salman merupakan gambar yang ditempel.

Foto tersebut kemudian dikomentari oleh putra Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Ia bertanya kenapa ada wajahnya di dalam foto Anies Baswedan naik haji.

Usut punya usut ternyata foto tersebut merupakan editan. Adapun wajah asli di foto Anies Baswedan itu merupakan wajah Presiden Jokowi yang menunaikan haji bersama putranya Gibran Rakabuming Raka.

Se;ain itu tidak ada Raja Salman dalam prosesi ibadah tersebut. Adapun Jokowi hanya dikawal oleh aparat Arab Saudi.

Usai foto tersebut viral, Musni Umar menghapus foto itu pada Senin (26/6/2023).

Akibat unggahan Musni Umar, Anies Baswedan terkena bully di media sosial.

Musni Umar pun berdalih bahwa Anies Baswedan bukanlah tukang bohong. Ia menyebut membagikan foto tersebut lantaran Anies Baswedan dituduh tukang ngibul karena naik haji atas undangan Raja Salman.

“ANIES BUKAN TUKANG NGIBUL: ITU FITNAH. Pagi ini tersebar luas di medsos poster foto Anies pakai baju ihram dengan tulisan Tulang Ngibul Naik Haji. Saya kecam keras karena ini fitnah dan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kapan Anies bohongi anda? Selama jadi Mendikbud & Gub. DKI dia berusaha mewujudkan janjinya. Anies diundang kerajaan Arab Saudi untuk haji tahun ini. Tidak dijemput Raja Salman atau Putra Mahkota karena Anies bukan Presiden atau Perdana Menteri. Setiap musim haji, Raja Arab Saudi selalu mengundang para tokoh dan pimpinan Ormas Islam dari seluruh dunia untuk menunaikan haji di Makkah,” cuitnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik