Anies. (Foto: Ist)
Jakarta – Pengamat politik Fernando Emas meminta Anies Baswedan sebaiknya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pendapat.
Pasalnya, kata dia, pernyataan Anies Baswedan dihadapan para relawannya pada Minggu (21/5) yang meminta agar negara tak ikut campur dalam proses pencapresan seseorang, merujuk pada penggiringan opini seolah Anies teraniaya.
“Jangan membangun narasi yang mendiskreditkan pihak lain dan seolah dirinya tertekan serta teraniaya,” kata Fernando, Kamis (25/5).
Sebab, Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, menerima banyak ungkapan kekhawatiran usai Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan cawe-cawe demi bangsa dan negara termasuk soal Pemilu 2024. Ungkapan kekhawatiran itu antara lain penjegalan.
“Jadi merespons pemberitaan yang mengungkapkan bahwa Presiden mengambil sikap untuk akan bersikap tidak netral dan akan cawe-cawe. Semenjak semalam sampai tadi siang kami banyak sekali menerima ungkapan aspirasi dan kekhawatiran,” kata Anies di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Anies menjabarkan sejumlah ungkapan kekhawatiran yang diterima Anies dan Koalisi Perubahan. Antara lain penjegalan hingga potensi tak netralnya Pemilu 2024.
“Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, ada yang mengungkapkan kekhawatiran kriminalisasi, ada yang kekhawatiran tentang tidak netralnya penyelenggaraan pemilu, ada kekhawatiran tentang caleg-caleg yang mungkin dapat diperlakukan tidak fair, partai-partai yang dapat perlakuan tidak fair, calon-calon presiden yang dapat perlakukan tidak fair,” ujar Anies.
“Kemudian potensi terjadinya kecurangan, yang semua itu dikhawatirkan muncul akibat adanya pernyataan bahwa tidak netral dan cawe-cawe,” imbuhnya.
Di sisi lain, Anies berharap ungkapan kekhawatiran itu tak terwujud usai Jokowi bilang akan cawe-cawe. Anies berharap Pemilu dan Pilpres 2024 berjalan secara netral tanpa ada kecurangan.
“Nah, kami berharap kekhawatiran-kekhawatiran yang tadi diungkapkan tidak benar. Itu adalah kekhawatiran saja dan dalam kenyataannya pemilu tetap seperti semula, pilpres seperti semula. Setiap partai punya hak yang sama untuk mencalonkan, setiap caleg punya hak yang sama untuk berkampanye dan mendapatkan perlakukan yang sama. Begitu juga setiap capres memiliki hak yang sama, penyelenggara juga melakukan ini dengan fair, dengan baik, dan netral,” imbuhnya.
Komentar
Posting Komentar