Langsung ke konten utama

Bahlul! Anies Nyinyirin Subsidi Kendaraan Listrik, Padahal Cuma 2,4% dari Subsidi BBM Rp 823 T


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan pesan Presiden RI Joko Widodo perihal urgensi pengadaan subsidi kendaraan listrik di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan oleh Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kelistrikan, Sripeni Inten Cahyani. Di mana, setidaknya ada tiga poin penting yang disampaikan oleh Presiden Jokowi perihal subsidi kendaraan listrik di Indonesia.

Pertama, perihal beban keuangan negara yang mana subsidi yang dikerahkan untuk bahan bakar minyak (BBM) akan dialihkan sebagian untuk subsidi misalnya motor listrik. Sripeni mengatakan bahwa subsidi yang dialihkan ke motor listrik hanya sebesar 2,4% dari total subsidi yang diberikan pada BBM bersubsidi.

“Sebagian (subsidi BBM) diambil sedikit, Rp 7 juta dikali 1 juta (subsidi per motor) Rp 7 triliun. Dari tahun lalu Rp 823 triliun. Subsidi dan kompensasi BBM jadi hanya 2,4% yang kemudian kalo ditaruh di tahun 2023 ini bisa memberikan semacam bantuan karena masyarakat mengatakan, oh ini irit, enak, mudah, murah banget tapi biaya untuk membeli mahal,” jelas Sripeni dalam acara Dialog Forum Merdeka Barat 9, dikutip Selasa (30/5/2023).

Kedua, Sripeni menjelaskan pesan Presiden Jokowi yakni subsidi yang diberikan pada jenis konversi motor konvensional menjadi motor listrik bisa memberikan opsi kepada masyarakat yang masih ingin menggunakan motor lamanya, namun bisa dikonversi menjadi motor listrik.

“Jadi program konversi adalah melakukan proses transisi energi yang secara konkrit. Karena sebelumnya (motor konvensional) minum BBM jadi tidak minum BBM. Tentunya program pemerintah ini ada toolsnya motor baru, kalau memang masyarakat mampu untuk membeli yang lebih mahal,” tambahnya.

Ketiga, Sripeni melanjutkan, subsidi yang dikerahkan ini merupakan pelaksanaan dari amanah Undang-undang dalam mengurangi efek rumah kaca (ERK) yang juga tertuang dalam ratifikasi Paris Agreement 2016 lalu.

“Multiplier effect bisa sampai 67 kali dibandingkan dengan nikel yang saat ini sekarang kan sudah dilarang untuk diekspor makanya sudah disuruh untuk pengolahan mineral banget ya. Itu multiplier effect-nya nilai tambah dari ore kemudian bertambah prosesnya di processing sudah 11 kali nilai tambahnya. Sampai pada sel sudah sampai 67 kali, bayangkan,” tutupnya.

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, Anies melontarkan kritik mengenai subsidi mobil listrik dalam pidatonya di acara Pengukuhan Amanat Nasional. Awalnya, Anies mengatakan bahwa Indonesia memiliki begitu banyak peluang, khususnya dalam lingkungan hidup. Pemerintah harus memastikan sumber daya yang tepat untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup.

“Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup, polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka tidak membutuhkan subsidi, betul?” tegas Anies dalam pidatonya.

Anies menghitung, bahwa subsidi kepada mobil listrik dalam pemakaian mobil pribadi emisi karbon per kapita per kilometer katanya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak.

“Emisi per kilometer per kapita untuk mobil listrik dibandingkan dengan bus berbasis BBM. Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak sementara mobil memuat orang sedikit,” ungkap Anies.

Ditambah, kata Anies, ketika pengalamannya menjadi Gubernur DKI Jakarta, kendaraan pribadi berbasis listrik tidak menggantikan mobil yang ada di garasinya, maka akan menambah mobil di jalanan.

“Sehingga menambah kemacetan di jalan. Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak bukan semata-mata untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan apalagi percakapan media sosial,” tandas dia.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik