Langsung ke konten utama

Waduh.. Dekati Kelompok Radikal, Islah Bahrawi Ingatkan Anies Jika Tak Ingin Elektabilitasnya Jeblok!


Anies dan Rizieq Pimpinan Organisasi Radikal. (Foto: Ist)

Jakarta – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia atau JMI Islah Bahrawi menilai, elektabilitas Anies Baswedan bakal jeblok apabila dirinya masih kukuh merangkul kaum radikal dan pembenci Joko Widodo (Jokowi).

Islah membeberkan sederet faktor yang bisa membuat elektabilitas Anies Baswedan anjlok. Hal ini dia sampaikan melalui akun Twitter pribadinya.

Ia menjelaskan bahwa selama ini pendukung Anies terkesan masih memakai pola lama dengan memanfaatkan dukungan dari golongan pembenci Jokowi, pembenci NU hingga menggandeng golongan radikal.

Ia mencontohkan, ketika ada gerakan melawan politik identitas, buzzer Anies langsung memberikan reaksi serangan. Begitu halnya ketika ia menulis soal pemerintahan Jokowi, para loyalis Anies juga melakukan respons serupa.

“Analisis saya;

1. Ketika saya bicara “Melawan Politisasi Agama”, yang tersinggung dan nyerang saya adalah akun-akun Buzzer pendukung Anies.

2. Ketika saya bicara “Melawan Radikalisme & Terorisme”, yang nyerang saya secara pribadi dan nyinyir “penjual radikal-radikul” pun setelah saya lihat juga akun-akun pendukung Anies.

3. Giliran saya menceritakan tentang kegiatan “Sosialisasi Fiqh Peradaban Nahdlatul Ulama”, yang kepanasan dan menjelek-jelekkan NU juga akun-akun Buzzer pendukung Anies.

4. Ketika saya membuat tulisan tentang pemerintahan Jokowi, yang mencaci maki saya juga akun-akun Buzzer Anies.

5. Ketika saya menulis tentang fakta sejarah Khilafah, yang tidak terima secara “brutal” juga akun-akun buzzer Anies,” terangnya seperti dikutip Senin (24/4/2023).

Lebih lanjut ia kemudian mengingatkan agar pendukung Anies untuk fokus saja terhadap segmen suara yang ingin disasar ketimbang menyerang secara membabibuta.

“Bro @aniesbaswedan sebenarnya Timses dan Buzzer ente ini diarahkan untuk menyasar segmen yang mana sih? Kalau ente ngincer kelompok radikal, kaum “puritan”, pembenci NU, pembenci Jokowi, pendukung Khilafah dan ampas Pilpres, elektabilitas ente akan seterusnya “ngesot-ngesot” bro,” ungkapnya.

“Segmen yang sedang ente garap ini justru yang dulu tidak sanggup memenangkan pak Prabowo 2X Pilpres, dan masih ente ingin rebut ini barang. Sori bro @aniesbaswedan. Saya ndak ada urusan dengan pulitik-pulitikan, saya Cuma ngingetin sebagai kawan. Ndak percaya ya silakan,” tambahnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik