Langsung ke konten utama

Bak Bunglon! Anies Jalankan 6 Ritual Agama Lain, MUI: Haram Gunakan Atribut Non Muslim!


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, yang saat ini dikenal sebagai calon Presiden Indonesia dari koalisi perubahan kerap menimbulkan kontroversi di masyarakat dengan dalih toleransi.

Sosoknya yang nyentrik dengan dandanan khasnya dengan berganti-ganti, memang sarat dengan dunia politik identitas.

Beberapa kali, Anies Baswedan terlihat menghadiri beberapa ritual – ritual yang menjurus pada ibadah non-Islam.

Meskipun warga Jakarta tidak berani memastikan bahwa Anies Baswedan memiliki keterkaitan dengan hal – hal tersebut, namun sudah menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat Jakarta, sosok Gubernurnya itu memang cenderung agak aneh, apalagi yang berkaitan dengan citra 6 agama.

Fatwa MUI Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Hukum Menggunakan Atribut Keagamaan Non-Muslim adalah haram, Jawaban adalah haram.

Meskipun MUI pernah mengeluarkan fatwa yang mengharamkan seorang muslim menggunakan atribut keagamaan non-muslim. 

Namun, Anies sebagai seorang muslim tetap menggunakan atribut keagamaan non-muslim seperti Katolik, Protestan, Sikh, Konghuchu, Hindu, dan Taoisme.

Fatwa MUI termasuk fatwa tentang penggunaan atribut agama lain bagi seorang muslim, adalah sudah tepat tugas MUI sebagai bentuk tanggung jawab guna membimbing umat namun penggunaan atribut agama lain oleh Anies kurang tepat.

Fatwa MUI menyatakan bahwa penggunaan atribut keagamaan non-Muslim oleh seorang Muslim dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menunjukkan identitas agama Anies yang tidak jelas. 

Berdasarkan fatwa MUI, Anies melakukan tindakan yang melanggar syariat Islam berdasarkan hukum tasyabbuh menurut empat mazhab.

Ketidakjelasan identitas agama dapat pula memicu terjadinya konflik agama karena dapat menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan antar umat beragama kepada Anies memunculkan istilah politik identitas.

Politik identitas adalah praktik politik yang mengacu pada pembentukan identitas dan penggunaannya untuk mempengaruhi dukungan politik dari kelompok yang memiliki identitas yang sama.

Hal ini Anies melibatkan penggunaan atribut keagamaan seperti Islam, Kristen, Sikh, Konghuchu, Hindu, dan Taoisme untuk membangun kesadaran identitas dan memperoleh dukungan politik dari kelompok yang memiliki identitas yang sama.

Anies Baswedan menyebut setiap calon yang bersaing di kontes politik akan selalu memiliki identitas sehingga Anies menilai politik identitas tak bisa dihindar dikutip dari CNN Indonesia pada Rabu 26 April 2023.

Dalam hal Anies Baswedan, meskipun ia sebagai seorang Muslim mengenakan atribut keagamaan non-Muslim dalam beberapa kesempatan, hal tersebut bertentangan dengan fatwa MUI dan hukum tasyabbuh menurut empat mazhab. 

Keputusan untuk mengenakan atribut keagamaan non-Muslim merupakan hak pribadi Anies sebagai individu namun ketika Anies menjadi pejabat publik dapat menimbulkan kontroversi dan polemik di kalangan masyarakat Jakarta.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik