Langsung ke konten utama

Gawat.. Politik Identitas Semakin Nyata, Pengamat Sebut Rizieq Berpotensi jadi Cawapres Anies Usulan Jusuf Kalla


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – Tim Kecil Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Anies Baswedan tengah mendalami nama-nama yang dinilai idel untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi di Pilpres 2024 mendatang.

Usulan datang dari berbagai pihak, salah satunya dari mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Usulan Jusuf Kalla bisa jadi yang dipilih Anies sbeagai pemegang mandate untuk menentukan pendampingnya.

Ketika ditanya mengenai nama yang diusulkan, JK enggan membeberkan. Termasuk soal kemungkinan mengusulkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa untuk mendampingi Anies.

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Makassar Ali Armunanto mengatakan figure yang disodorkan JK ke mantan Gubernur DKI itu memang masih menjadi misteri yang tak mudah untuk dipecahkan.

“Tapi, kalau dilihat dari latar belakang JK dengan sosok pengusaha juga menjadi pengurus organisasi Islam, orang Partai, dan yang terpenting lagi orang Indonesia Timur. Tentu ini akan berada dalam lingkup ini, justru mungkin JK akan lebih bermain di dua rana,” tutur Ali kepada fajar.co.id, Selasa (28/3/2023).

Untuk representasi tokoh, Ali mengatakan dua kategori, representasi tokoh Indonesia timur, atau tokoh muslim. Meskipun, kata dia, ketokohannya tak sekuat tokoh Ulama di Jawa.

“Tapi dia punya kemampuan atau kepemimpinan organisasional. Setidaknya, rekam jejaknya dalam organisasi Islam juga cukup bagus,” sambungnya.

Menurut Ali, selain rekam jejak yang bagus, sosok itu mempunyai latar belakang politik yang bersih dan bisa diandalkan.

“Nah, kalau merujuk ke situ kan kemungkinan memang yang kepikiran mungkin hanya pak Syahrul Yasin Limpo (SYL),” ucapnya.

Apalagi, penekanan JK lebih ke Indonesia Timur. Sosok yang kemungkinan disodorkan adalah Menteri Pertanian Indonesia saat ini, SYL.

“Kalau penekanannya lebih ke Indonesia Timur, tentu pak SYL karena pada satu lingkaran itu adalah SYL,” ungkapnya.

Tetapi, Ali mengaku belum bisa memperjelas hal itu. Karena kedekatan-kedekatan JK dengan tokoh dari Jawa lainnya belum diketahui.

“Kita tahu juga, JK dekat juga dengan tokoh-tokoh pergerakan Islam seperti Habib Rizieq dan yang lainnya. Bisa jadi, mungkin juga Habib Rizieq yang didorong,” kata Ali.

Sementara dengan nama lain, seperti Nurdin Halid dan Andi Amran Sulaiman, menurutnya hal tersebut tidak mungkin terjadi.

“Saya rasa tidak mungkin, mengingat sejarah antara mereka dengan JK dan relasinya saat ini,” pungkasnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik