Langsung ke konten utama

Elektabilitas Terus Merosot, Anies Mulai Pakai Strategi Pencitraan Pakai Anak Efek Tak Bisa Andalkan Dirinya!


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – Pemimpin macam apa si Yohanes ini bermimpi mau menjadi presiden? Orang ini tidak bisa ngapa-ngapain. Apa yang dikerjakan hanyalah kesia-siaan dan pencitraan murahan. Semua proyeknya nggak ada yang bener.

Setelah isu SARA dan agama, lewat relawannya di media sosial, Anies dicitrakan sebagai sosok yang sayang anak. Padahal kalau mau dikata, anaknya ada kontribusi apa ya terhadap kepemimpinan Anies selama ini? Dia membuktikan dirinya tidak bisa diandalkan.

Saya tidak lagi mau ngomongin anaknya, karena anaknya nggak ada urusannya sama saya. Istrinya juga nggak saya kritik meskipun menjadi bagian dari pemprov DKI Jakarta yang dapat dana hibah.

Saya nggak akan menjadi seperti relawan Anies yang menghina anak, istri dan keluarga besar Joko Widodo. Anak Jokowi dibilang sama relawan Anies hamil di luar nikah. Istri Jokowi difitnah sebagai yang nggak-nggak.

Keluarga Jokowi dihina juga. Dikatakan keturunan PKI alias Komunis, bapaknya orang Singapura dan ibunya yang sudah almarhum dihina dengan jahat oleh relawan Anies. Saya kira ini adalah pembunuhan karakter.

Tapi lucunya, Anies malah bawa-bawa anaknya untuk melakukan pencitraan. Dibilang anaknya menjadi bukti bahwa Anies bisa memimpin keluarga. Saya yakin Anies bisa memimpin keluarganya dengan benar kok. Tapi kalau urusan duit, beda kasus toh?

Saya kira, kita bisa mengetahui dan menganggap bahwa standar kepemimpinan itu bukan dari keluarga. Memang pemimpin yang baik, bisa mengatur keluarga dengan baik seperti Pak Jokowi. Tapi logikanya jangan dibalik.

Orang yang bisa memimpin kota atau negara, memang betul harus bisa juga memimpin keluarganya dengan baik. Tapi nggak semua pemimpin yang keluarganya bisa diatur dengan baik, tentu bisa memimpin kota. Ngaco itu logikanya. Jangan dibalik-balik.

Selama ini kita tahu bahwa memang Joko Widodo adalah sosok yang luar biasa dalam memimpin negara dan keluarga. Tapi kalau Anies, dia anggap saja bisa memimpin keluarga, tapi kalau memimpin kota aja nggak bisa, gimana mau memimpin negara?

Sudah ada bukti nyata bahwa kepemimpinan Anies ini ngaco banget. Beda sama Pak Jokowi. Pak Jokowi jelas bisa memimpin negara ini, membawahi banyak kementerian dan menjadi sosok yang begitu merakyat dan sederhana.

Pemimpin yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia adalah pemimpin yang merakyat dan tidak sembarangan kasih anak duduk di meja kerja. Hahaha. Memang pencitraan Anies kalau mau dibantah, terlalu mudah dan pasti ada kok.

Karena Anies ini nggak natural jadi pemimpin. Dia ini banyak pencitraan murahan berbau-bau agama, suku, ras dan antar golongan. Mau hancur Indonesia? Pilih Anies. Jangan mau ditipu sama video-video pencitraan murahan.

Ketika rumah ibadat dilarang digunakan oleh Anies, langsung sepi loh. NasDem, PKS dan Demokrat sudah mengambil kesalahan fatal atas memilih tokoh yang didukung radikalisme dan teroris.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik