Langsung ke konten utama

Birahi Memuncak! Usung Politik Identitas di Tempat Ibadah, Bawaslu Pantau Akan Terus Pantau Kampanye Politik!


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Lampung memantau kedatangan Calon Presiden dari Partai Nasdem Anies Baswedan ke Lampung. Suheri, Koordinator Divisi Hukum, Pendidikan dan Pelatihan mengatakan pihaknya telah memberikan intruksi kepada Bawaslu di tiga daerah yang menjadi tujuan Anies.

Yaitu Bawaslu Kota Bandar Lampung, Bawaslu Kabupaten Lampung Selatan, dan Bawaslu Lampung Tengah untuk melakukan pengawasan agar tidak terjadi pelanggaran aturan, tentang kehadiran Anies Baswedan di wilayah sai bumi ruwa jurai.

“Kami sudah instruksikan kepada Bawaslu Lamteng, Lamsel dan Balam untuk melakukan upaya-upaya pencegahan dengan cara menyurati partai Nasdem,” terangnya kepada Kupastuntas.co saat dihubungi melalui telepon. Selasa (21/2/23).

Ia mengatakan, Anies Baswedan akan mengunjungi tiga daerah selama 2 hari dari 24-25 Februari 2023, dengan agenda bernama ‘Anies Baswedan Menyapa’.

Suheri menegaskan kedatangan Anies tersebut tidak melanggar aturan. Meskipun demikian, pihaknya akan mencoba berkordinasi dengan Bawaslu Kabupaten Kota agar tidak terjadi hal-hal yang melanggar aturan.

“Itu masih ruang abu-abu, Bawaslu gak bisa sewenang-wenang menindak. Kita hanya melakukan pendekatan persuasif pencegahan agar tidak terjadi kampanye. Kampanye itu adalah ajakan untuk memilih, selama ajakan untuk memilih itu tidak ada, maka belum dikatakan kampanye,” katanya.

Menurutnya, kehadiran Anies Baswedan ke daerah sai bumi ruwa jurai sebagai warga negara pada umumnya, sehingga belum dapat dikategorikan sebagai Calon Presiden.

“Dia belum menjadi peserta Pemilu sehingga itu belum bisa dilakukan penindakan. Kita hanya mengimbau kepada Partai Politik pengusungnya agar tidak melanggar aturan, kecuali memang ada indikasi ajakan kampanye baru itu tidak boleh ditindak,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, hal-hal yang tidak diperbolehkan adalah membagikan buah tangan dalam bentuk apapun dan bertuliskan Calon Presiden dan ajakan untuk memilih, tetapi apabila hanya bertuliskan nama dan wajah masih diperbolehkan.

“Aturan Pilpres itu masih mengacu pada Undang-Undang Nomer 7 Tahun 2017. Belum ada Undang Undang khusus yang mengatur Pilpres 2024, kita masih memakai aturan lama tersebut,” tandasnya.

“Kita sudah mendapat informasi kedatangan Capres itu, yang jelas kita akan coba bangun komunikasi kepada partai-partai itu agar tidak terjadi kampanye,” jelasnya. 

Sebelumnya, Akademisi FISIP Unila Roby Cahyadi Kurniawan mengatakan, idealnya Bawaslu membuat aturan tentang sosialisasi bukan hanya aturan soal kampanye, sehingga tidak menimbulkan ketidak jelasan.

“Dalam Undang-Undang Pemilu itu telah diatur soal masa kampanye, selama empat bulan, sehingga kedatangan Anies ke Lampung tidak bisa dikatakan sebagai kampanye,” terangnya.

Terpisah, Budiyono Dosen Fakultas Hukum Unila saat dimintai tanggapan juga mengatakan bahwa Anies Baswedan belum ditetapkan sebagai Calon Presiden sehingga kedatangannya ke Lampung tidak melanggar aturan.

“Idealnya terdapat aturan mengenai Pikada bukan hanya Pilpres tentang apa saja yang dibolehkan dan apa saja yang tidak dibolehkan sebelum masa kampanye berupa sosialisasi, dan juga aturan saat masa kampanye,” katanya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik