Tidak Sejalan?! Nasdem Bermanuver Dekati Koalisi Gerindra-PKB, Nasib Pencapresan Anies Kini di Ujung Tanduk!
Anies Baswedan. (Foto: Ist)
Jakarta – Nasib Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) berada di ujung tanduk.
Hal ini terjadi setelah Partai Nasdem, partai pengusung Anies, secara mengejutkan berkunjung ke Sekratariat Bersama Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Menteng, Jakarta, Kamis (26/1/2023)
Kunjungan ini dinilai menjadi sinyal Nasdem akan berlabuh ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang beranggotan Gerindra dan PKB.
Jika hal itu terjadi, tidak tertutup kemungkinan peluang Anies maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada akhirnya akan pupus.
Mengingat, Gerindra dan PKB telah menjadikan Prabowo Subianto sebagai satu-satunya bacapres dengan label “harga mati”.
Di sisi lain, pendekatan Nasdem ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya membuat Koalisi Perubahan yang berisi Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berada di ambang perpecahan.
Terlebih, Koalisi Perubahan hingga kini masih tarik ulur mengenai sosok bakal calon wakil presiden pendamping Anies.
Dalih silaturahmi
Ketiga pimpinan parpol Gerindra, PKB dan Nasdem bertemu di Sekber Gerindra-PKB, Jalan Ki Mangunsarkoro 1, Menteng, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Nasdem berdalih kunjungannya ke Sekber Gerindra dan PKB sebagai wujud silaturahmi sekaligus mencairkan dinamika politik yang kian menghangat menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menegaskan perbedaan koalisi tak membuat hubungan Nasdem dengan Gerindra dan PKB menjadi bermusuhan.
“Menurut kami, perlu untuk kita cairkan, perlu untuk kita buat menghadapi kontestasi ini menjadi politik riang gembira. Kita berbeda, bukan berarti kita bermusuhan,” ujar Ali usai pertemuan di Sekber Gerindra dan PKB, Kamis.
Ali menyatakan, pertemuan Nasdem dengan Gerindra dan PKB tak membuat penjajakan Koalisi Perubahan berada dalam posisi di ujung tanduk. Sebaliknya, Nasdem memastikan posisinya tetap bersama Demokrat dan PKS.
Akan tetapi, Ali juga menyiratkan kemungkinan Nasdem menjajal koalisi lain, sembari mengklaim komunikasi politik bersama Demokrat dan PKS tak berhenti di tengah jalan.
“Tetapi, sekali lagi bahwa politik itu sangat dinamis,” ucapnya.
Terbuka
Di sisi lain, Gerindra sama sekali tak menutup rapat pintu koalisi apabila Nasdem berminat bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
Sekretaris Jenderal Gerindra Ahmad Muzani menyatakan, peluang Nasdem untuk hijrah ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya masih terbuka lebar.
Apalagi, Gerindra dan PKB juga terus berupaya mencari kekuatan tambahan dengan kehadiran partai lain dalam koalisi ini.
Muzani juga memastikan Gerindra akan senang jika Nasdem bisa bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
“Kita mempersilakan kepada pilihan partai masing-masing, tetapi kalau (Nasdem) mau bergabung di rumah sekretariat bersama ini, alhamdulilah,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. Menurutnya, PKB dan Gerindra masih mengharapkan partai lain untuk bergabung dalam koalisi tersebut, termasuk Nasdem.
“Seluruh jajaran Nasdem, terima kasih atas ucapan selamatnya. Lebih-lebih nanti kalau kita bersama, kan biasa begitu,” terang Jazilul.
Tidak baik-baik saja
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai kunjungan Nasdem tersebut menunjukkan internal Koalisi Perubahan sedang tidak baik-baik saja.
Terlebih, tenggat waktu yang diberikan Nasdem kepada Demokrat dan PKS perihal sosok bacapres hingga kini tak kunjung menemui kesepakatan bersama. Dengan kondisi ini, masa depan Koalisi Perubahan pun dipertaruhkan.
Menurut Agung, apabila Nasdem berpindah haluan ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, otomatis Koalisi Perubahan akan bubar.
Hal ini terjadi karena Demokrat dan PKS tak bisa memenuhi presidential threshold.
Jika demikian, kata Agung, bukan hanya Demokrat dan PKS saja yang dirugikan, Nasdem juga diyakini akan merugi.
Alasannya, jika berpindah ke kubu Gerindra dan PKB, Nasdem pada akhirnya hanya menjadi pelengkap Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.
“Menimbang, Gerindra dan PKB adalah inisiator awalnya,” kata Agung dalam keterangan tertulis.
Dengan manuver Nasdem ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, nasib pencapresan Anies pun berada di ujung tanduk.
Menurut Agung, Nasdem yang selama ini identik dengan Anies akan tereduksi apabila bergabung dengan kubu Gerindra dan PKB.
Sebab, bagi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan bacapres harga mati.
Agung juga menilai bahwa jalan Anies menjadi bacapres sejauh ini begitu terjal. Secara bertubi-tubi, Nasdem sebagai pengusung Anies diserang oleh mitra koalisi di pemerintahan.
Serangan ini tak lepas karena Anies lebih identik dengan narasi perubahan atau semangat oposisi, ketimbang continuity atau keberlanjutan.
“Bagi sebagian mitra koalisi kurang elok ketika Nasdem masih berada di koalisi sementara mendorong Anies sebagai capres karena seakan-akan sedang bermain dua kaki,” tegas Agung.
“Sehingga wacana reshuffle mengemuka untuk mengurangi atau bahkan mengeluarkan Nasdem dari kabinet,” imbuh dia.
Komentar
Posting Komentar