Langsung ke konten utama

Tak Beradab! Anies Baswedan Lebih Pilih Nyapres Padahal Jabatannya Belum Beres, Mazdjo Pray: Dimana Letak Rasa Malunya...?!


Anies. (Foto: Ist)

Jakarta – Pegiat media sosial Mazdjo Pray menyoroti Anies Baswedan saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta yang memamerkan raihan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.

Hal itu ditanggapi Mazdjo Pray dalam tayangan di Channel YouTube 2045 TV. Dalam tayangan tersebut, Mazdjo Pray membandingkannya dengan Kota Solo.

Mazdjo Pray menyebutkan bahwa Kota Solo telah meraih WTP sebanyak 12 kali berturut-turut. Mazdjo Pray juga mengatakan mesti butuh waktu 7 tahun lagi untuk menyamakan ketertinggalannya dalam peraihan WTP itu atau Anies Baswedan menjabat lagi sebagai Gubernur DKI Jakarta selama 2 periode lagi.

“Kalau dikalkulasikan, itu membutuhkan 7 tahun lagi untuk Jakarta mengejar ketertinggalan dengan kota Solo. Kalau kaya gitu bangganya Anies setengah mampus ya. Atau kalau masih ingin menuruti egonya sang selebgram Anies ini, ia masih perlu menjabat sebanyak 2 periode lagi untuk dapat membawa DKI Jakarta lebih unggul dari kota Solo,” ungkap Mazdjo Pray dikutip NewsWorthy dari tayangan di Channel YouTube 2045 TV, Selasa (24/1).

“Tapi Anies malah lebih memilih nyapres, yang mana jabatannya di daerah juga belum beres-beres amat,” sambungnya.

Kemudian, Mazdjo Pray juga menyinggung Anies Baswedan yang terkesan kegirangan padahal jika dibandingkan, Kota Solo telah meraih WTP sebanyak 12 kali berturut-turut.

“Ini loh berangkat dari fakta itu, kenapa Anies begitu kegirangan ketika menerima penghargaan yang sejatinya itu nggak seberapa lah,” ujar Mazdjo Pray.

“Bahkan tanpa tetek bengek pengelolaan dan manajemen kota yang aneh-aneh hingga tanpa perlu mendapat sorotan dari media-media besar, kota sebesar dan adidaya seperti Jakarta telah dikalahkan oleh kota kecil seperti Solo,” papar Mazdjo Pray.

Mazdjo Pray pun menyinggung soal letak rasa malunya Anies Baswedan yang seakan-akan bangga terhadap dirinya sendiri dalam peraihan tersebut.

“Lalu apa dan dimana letak rasa malunya Anies ketika bersaksi membawa kehebatannya di depan media pers?,” tandas Mazdjo Pray.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik