Langsung ke konten utama

Koalisi Perubahan Dalam Chaos! Pertemuan Demokrat dan PKS Tak Libatkan NasDem, Ada Apa dengan Anies?!


Anies Wes-Edan. (Foto: Ist)

Jakarta – Pengamat politik Ujang Komaruddin menyoroti absennya NasDem dalam pertemuan antara PKS dan Partai Demokrat di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono pada di Cikeas pada Rabu (21/12).

Ujang menilai ketidakhadiran NasDem itu mengindikasikan adanya potensi kegagalan penjajakan koalisi yang kini sedang dibangun ketiganya. Jika benar begitu imbasnya, Anies Baswedan yang kadung dideklarasikan sebagai bakal calon presiden akan pupus.

Tanpa koalisi yang terbangun, NasDem tidak punya tiket membawa Anies melaju ke gelanggang Pilpres 2024 karena perolehan suara partai tidak memenuhi presidential threshold.

“Kita tahu bahwa kemarin partai yang bertemu Cuma dua, Demokrat dengan PKS. NasDem gak ketemu di rumahnya Pak SBY. Jadi ada indikasi juga Pak Anies Baswedan tidak bisa punya tiket tapi kita lihat,” kata Ujang dalam diskusi daring CrossCheck, Minggu (25/12/2022).

Adapun Ujang menyampaikan hal tersebut saat menanggapi pertanyaan terkait pernyataan Presiden Jokowi. Jokowi sebelumnya menyebut dirinya dan Istana akan kembali disalahkan apabila ada koalisi yang gagal terbentuk maupun bakal capres yang gagal maju.

Dihubungi terpisah, Ujang menyampaikan memiliki info A1 terkait kemungkinan Jokowi tidak akan berada di pihak Anies sekalipun mantan Gubernur DKI Jakarta itu mendapatkan tiket nyapres. Jokowi disebut akan berada si pihak seberang.

“Kalau soal itu ya tentu saya melihat sekalipun tadi ya Anies dapat tiket, tetap Pak Jokowi itu bukan ke Anies dan pilihan Jokowi bukan ke Anies itu sangat klir dan sangat jelas begitu,” ujar Ujang.

Kembali merujuk pernyataan Ujang di dalam diskusi, ia menyiratkan keberadaan Jokowi di pihak seberang Anies itu yang kemudian bakal membuat kepala negara disalahkan, jika Anies gagal nyapres.

“Artinya kata-kata Pak Jokowi itu saya sih menyiratkan bahwa memang ya kalau misalkan Pak Anies tidak dapat tiket pasti, pasti tuduhannya akan ke Pak Jokowi, nggak ada yang lain,” sambung Ujang.

Bukan hanya Jokowi, Ujang berujar pihak yang akan kembali disalahkan ialah orang-orang di lingkaran Istana.

“Karena memang tidak ada kepentingan lain, yang lain tuh gak ada. Cuma kepentingan mohon maaf partai koalisi pemerintah dan kepentingan Istana yang mohon maaf bisa menjegal pencapresan Anies Baswedan,” kata Ujang.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik