Langsung ke konten utama

Foto Dalam Gereja Sambil Pakai Stola: Haleluyah Puji Tuhan Yohanes Baswedan Sudah Jadi Pendeta!


Yohanes Baswedan. (Foto: Ist)

Jakarta – Gabener DKI Jakarta Yohanes Baswedan kembali membetot perhatian publik setelah meresmikan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jelambar Timur di Penjaringan dan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Yordan Gading Griya Lestari di Cilincing baru – baru ini.

Yohanes Baswedan yang datang dan meresmikan rumah ibadah itu menuai berbagai respons dari masyarakat pengguna media sosial, tidak sedikit netizen yang menyindirnya dengan kata – kata menohok dan mengungkit kembali politisasi agama pada Pilkada DKI 2017 silam.

Salah netizen yang ikut menyindir Yohanes Baswedan adalah pengguna twitter dengan nama akun @tukangrosok_ netizen ini menyentil orang nomor satu di Jakarta itu dengan menyebut yang bersangkutan telah  murad dan kini telah menjadi pendeta.

“Haleluyah Puji Tuhan P’Nies sudah jadi Pendeta,” tulis netizen tersebut dikutip Populis.id Selasa (6/9/2022).

Dalam cuitannya itu, netizen ini juga membagikan sebuah foto Yohanes Baswedan yang tampak sedang berbicara dalam gereja, dalam foto itu tampak Anies mengenakan stola warna putih, kain yang menyerupai syal yang dipakai para pendeta saat sedang beribadah di Gereja.

Dalam cuitannya yang lain, netizen ini mengunggah video Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ustaz Adi Hidayat (UAH).

Dalam ceramah tersebut, UAS dan UAH menjelaskan soal hukum memasuki rumah ibadah penganut agama lain. Kedua penceramah itu kompak mengharamkan umat muslim masuk gereja. Bahkan mereka yang masuk ke dalam gereja dikategorikan kafir.

“Haram hukumnya masuk ke rumah ibadah orang lain,” ucap UAS video tersebut.

Sementara itu, UAH mengatakan, umat Muslim dilarang keras menggunakan simbol-simbol dari agama lain dan  dilarang keras  menginjakan kaki ke dalam rumah ibadah umat agama lain.

“Tidak boleh ikut-ikutan masuk ke gereja, bahkan beliau menghukumi. Siapa yang ikut ke sana, bahkan sekadar mengenakan simbol-simbol, pakai topi dan sebagainya, maka ikut dalam kekafiran mereka,” tuturnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Demi Keadilan dan Terang Benderang, Adi Prayitno: Bawaslu Harus Usut Utang Kampanye Anies Rp 50 Miliar!

Anies. (Foto: Ist) Jakarta  – Direktur Eksekutif Parameter Indonesia Adi Prayitno meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengusut utang kampanye Anies Baswedan saat pilgub 2017 yang jumlahnya sekitar Rp 50 miliar. Pasanya, dana kampanye sebagai peserta pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun partai politik diberi hak menerima sumbangan dana kampanye yang tidak mengikat perorangan. Dan tidak boleh melebihi 2,5 miliar rupiah atau yang berasal dari    kelompok, perusahaan, dan/atau badan usaha nonpemerintah yang tidak boleh melebihi 25 miliar rupiah. “Secara regulatif ataupun secara etik politik perlu ditelusuri,” kata Adi kepada wartawan, Jum’at (24/2). Adi menjelaskan, aturan sumber dana kampanye telah tercantum dalam Pasal 326 UU Pemilu berpotensi merugikan hak konstitusionalnya. “Rp 50 miliar itu di dalam undang-undang tidak boleh karena melebihi jumlah batas maksimal. Kalau atas nama perusahaan dia gak boleh lebih dari Rp 50 juta. Ini Rp50 miliar atas nama apa? It

Harapan Anies Pupus Geh! Resmi Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Sebut Recana Duet Anies dengan Ganjar Tak Cocok

Anies. (Foto: Ist) Jakarta – Ketum Prabu Budiman Sudjatmiko mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara Nomor IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023) malam. (Suara.com/Novian) Wacana duet Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 makin santer terdengar. Menurut Mantan politisi PDIP yang kini mendukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko menyebut keduanya tak cocok dipasangkan. Dalam podcast Merry Riana Sabtu, 26 Agustus 2023, Budiman menyebut alasannya karena nilai-nilai yang dipegang Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sangat berbeda. “Bagi saya, itu persoalannya bukan lagi organisasional dan politis. Itu bahkan lebih pada soal nilai-nilai yang berbeda ya,” ungkapnya di podcast dilansir dari hops.id. Menurutnya bila duet itu terjadi ia akan lebih bersedih dan akan lebih baik maju terpisah, bersama kelompok masing-masing. “Ya, valuenya berbeda ya. Biarkan Pak Anies dengan kubunya sendiri, dengan kelompok-kelompoknya sendiri,” kata

Sengit! Dukung Anies Sebagai Bapak Politik Identitas, Partai Ummat Preteli Bantahan Koalisi Perubahan!

Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat rampok simpatisan Koalisi Perubahan. (Foto: Ist) Jakarta  – Dukung Anies Bapak Politik Identitas, Partai Ummat preteli Koalisi Perubahan justru berkomitmen sebaliknya. Dukungan Partai Ummat pada Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat koalisi perubahan kehilangan arah narasi dalam kampanye. Partai Ummat dukung Anies sebagai Bapak Politik Identitas membuat narasi Koalisi Perubahan sejak Oktober 2022 menjadi mentah percuma. Pengamat Adi Prayitno menilai Koalisi Perubahan yang takut berhadapan dengan pemerintah, kini justru diambil alih Partai Ummat. Sebagai partai baru, Partai Ummat mencuri suara simpatisan Nasdem, Demokrat, dan PKS dalam mewakili kelompok perlawanan. Bukan mustahil, dukungan Partai Ummat pada Anies dan sikapnya pada politik identitas yang tegas membuat elektabilitas Nasdem, Demokrat dan PKS tergerus habis jadi gelandangan politik